Rabu, 03 April 2013

ASKEB PADA IBU DENGAN KOMPLIKASI, KELAINAN DAN PENYAKIT PADA MASA HAMIL


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KOMPLIKASI, KELAINAN DAN PENYAKIT PADA MASA KEHAMILAN

Perdarahan pervaginam pada masa kehamilan muda, diantaranya:
·        Abortus
·        Kehamilan Ektopik terganggu (KET)
·        Mola Hidatidosa


I.        Abortus
a)      Definisi
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, yaitu berat janin sebelum mencapai 500 gram dan usia kehamilan sebelum mencapai 20 minggu.
b)      Pembagian Abortus
-         Abortus Spontan
Aborsi yang terjadi dengan sendirinya, tidak disengaja dan tanpa pengaruh dari luar atau tanpa tindakan. Abortus spontan dapat terjadi karena kecelakaan, penyakit syphilis, dan sebagainya.
-         Abortus Buatan, Abortus Provocatus (disengaja, digugurkan), Yaitu: pengakhiran kehamilan secara sengaja tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang oleh hukum.
-         Abortus Terapeutik, merupakan abortus spontan dengan adanya indikasi penyakit ibu, seperti: jantung, ginjal, kanker, hipertensi esensial dsb.

c)      Jenis-jenis abortus
1.      Abortus iminens (keguguran mengancam): abortus ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya, ostium uteri tertutup.
Dasar Diagnosis:
v     Anamnesa: Perdarahan sedikit dari jalan lahir dan nyeri perut tidak ada atau ringan.
v     Pemeriksaan dalam: Fluksus (ada), ostium uteri tertutup, dan besar uterus sesuai dengan umur kehamilan.
v     Tanpa kontraksi uterus yang nyata
v     Hasil konsepsi dalam uterus dengan besar uterus sesuai usia kehamilan.
v     Jika sarana terbatas, pada usia 12-16 minggu DJJ dicoba didengarkan dengan Dopler atau leanec.
v     Pemeriksaan Penunjang: Hasil USG dapat menunjukkan:
a.       Penentuan kehidupan janin dilakukan ideal dengan USG, dilihat DJJ dan gerakan janin
b.      Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin.
c.       Meragukan
d.      Buah kehamilan tidak baik, janin mati
v     Pengelolaan
·        Penkes: Istirahat baring
·        Kolaborasi untuk penentuan keadaan janin
·        Obat: Vit. B dan sedative
v     Pemulangan: bebas perdarahan, rasa nyeri hilang, PP test (+)

2.      Abortus Insipiens (keguguran berlangsung dan tidak bisa dipertahankan)
a. Dasar Diangosis:
-         Anamnesa: kram atau nyeri perut bagian bawah, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
-         Besarnya uterus sesuai usia kehamilan.
-         Perdarahan yang sedang hingga masif dari uterus yang terjadi pada kehamilan kurang dari 20 minggu
-         Adanya  dilatasi serviks yang meningkat yang disebabkan oleh kontraksi uterus yang semakin lama semakin kuat.
-         Hasil USG  konsepsi masih dalam uterus.
Biasanya kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit/komplit.
b.      Penanganan
·        Optimalisasi KU dan tanda vital ibu
·        (Perdarahan banyak dapat menyebabkan Syok)
·        Persiapan infuse
·        Transfusi darah
·        Antibiotika
·        Persiapan kuretase;narkosa
·        Observasi: kesadaran, perdarahan, infeksi, perforasi uterus, degenerasi ganas.
·        Kontrol ulang 1 minggu

3.      Abortus Inkomplit: pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan kurang dari 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
a. Dasar Diagnosis
-         Setelah terjadi abortus, perdarahan terus berlangsung
-         Sering serviks masih terbuka dalam rahim
-         Jika dibiarkan lama serviks akan menutup kembali
b.      Penyebab
-         Kelainan Telur seperti kelainan kromosom
-         Virus
-         Terpapar radiasi dan zat kimia
-         Penyakit ibu: Tumor, Serviks yg pendek
-         Kelainan endometrium
c. Penanganan
-         Optimalisasi KU dan tanda vital ibu
-         (Perdarahan banyak dapat menyebabkan Syok)
-         Persiapan infuse
-         Transfusi darah
-         Antibiotika
-         Persiapan kuretase;narkosa
-         Observasi: kesadaran, perdarahan, infeksi, perforasi uterus, degenerasi ganas.
-         Kontrol ulang 1 minggu

4.      Abortus komplit: pengeluaran seluruh hasil konsepsi  pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
a.       Dasar Diagnosis:
-         Anamnesa: sedikit/tanpa nyeri perut bawah dan ada riwayat ekspulsi hasil konsepsi
-         Perdarahan berkurang setelah seluruh hasil konsepsi keluar, paling lambat dalam waktu 10 hari perdarahan berhenti.
-         Serviks segera menutup kembali
-         Uterus lebih kecil dari usia gestasi
b.      Penanganan
-         Asuhan Kebidanan kala IV seperti persalinan normal, kecuali ada komplikasi anemia lakukan penangan anemia.
-         Optimilisasi keadaan umum dan tanda vital ibu
-         Observasi  untuk melihat  adanya perdarahan banyak
-         Pastikan untuk memantau setelah penanganan
-         Konseling asuhan pasca keguguran/abortus

5.      Abortus Tertunda (Missed Abortion)
a.       Definisi
Keadaan  Janin telah meninggal sebelum usia kehamilan 22 minggu, tetapi tertahan dalam rahim selama 2 bulan/ lebih setelah janin meninggal.
b.      Dasar Diagnosis
        Bisa perdarahan/ tidak perdarahan
        Tanpa nyeri
        Hilangnya tanda-tanda kehamilan, seperti:
      - Tidak ada denyut janin
      - Uterus Mengecil
      - Mamae mengecil
        Pada pemeriksaan USG tampak janin tidak utuh

c.       Penanganan
Dilakukan pengakhiran kehamilan dengan pemberian oksitosin, bila tidak keluar hasil konsepsi dengan oksitosin, minimal ada pembukaan akan mempermudah kuretase

6.      Abortus habitualis
-         Keguguran yang telah berulang-ulang dan berturut-turut sekurang-kurangnya 3x berturut-turut
-         Penyebab:
ü      Kelainan genetik, seperti kelainan kromosom
ü      Penyakit ibu: kelainan uterus, serviks inkompeten, gol darah sistem ABO atau Rh
-         Abortus spontan, terjadi minimal 3 x berturur-turut
-         Penanganan sesuai faktor penyebab.

2.  Faktor predisposisi yang berhubungan terjadinya abortus:
a)      Usia ibu yang lanjut
b)      Riwayat obstetric/ ginekologi yang kurang baik
c)      Riwayat infertilitas
d)      Adanya kelainan/penyakit yang menyertai kehamilan (misalnya diabetes, penyakit imunologik sistemik dsb)
e)      Berbagai macam infeksi (variola, CMV, toxoplasma,dsb)
f)        Paparan dengan berbagai macam zat kimia (rokok, obat-obatan, alcohol, radiasi,dsb)
g)      Trauma abdomrn/pelvis pada trimester pertama
h)      Kelainan kromosom




                                
3. Penanganan Pasca Abortus
Ø      Pemeriksaan lanjut untuk  mencari penyebab abortus
Ø      Perhatikan involusi uterus dan kadar b-hcg 1-2 bulan kemudian
Ø      Sebelum ibu diperbolehkan pulang, beritahu bahwa abortus spontan merupakan yang biasa terjadi
Ø      Support untuk keberhasilan kehamilan berikutnya dan dianjurkan ibu untuk menunda kehamilan  selama 3 bulan kemudian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar