KLASIFIKASI
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang
hanya mengandung progestin, yaitu:
1.
Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)
Yaitu depo provera yang merupakan
6-alfa-medroxyprogesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral,
mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat
Depo noristerat juga termasuk dalam golongan ini (Wiknjosastro, 2006).
Mengandung 150 mg DMPA yang diberikan tiap 3
bulan dengan cara disuntik intra muskuler ( IM ). Depo provera atau depo
metroxy progesteron asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek
seperti progesteron asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958
untuk mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan
abortus habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir.
Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman
dalam pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat
menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang
mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan
sebaliknya.
a.
Mekanisme metode suntik keluarga berencana (KB)
tribulanan yaitu:
· Obat
ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing
factor dan hipotalamus.
· Leher
serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks
uteri.
· Implantasi
ovum dalam endometrium dihalangi.
· Kecepatan
transport ovum melalui tuba berubah.
b.
Keuntungan metode suntik tribulanan
·
Efektifitas tinggi.
·
Sederhana pemakaiannya.
·
Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya
4x setahun).
·
Reversible (kesuburan dapat kembali).
·
Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak.
c. Kekurangan metode Depot medroxy progesterone acetate
menurut Wiknjosastro (2006) yaitu:
· Sering
menimbulkan perdarahan yang tidak teratur (spotting breakthrough bleeding).
· Dapat
menimbulkan amenorhoe.
· Berat
badan yang bertambah 2,3 kilogram pada tahun pertama dan meningkat 7,5 kilogram
selama enam tahun.
· Sakit
kepala.
· Pada
sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian
dari kadar insulin dan penurunan HDL kolesterol.
2.
Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat)
Mengandung 200 mg Noratindron Enantat, diberikan
setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler ( IM ). Noristerat adalah
obat yang disuntikkan (secara Depot). 1
ampul Noriterat berisi 200 mg Noratindron Enantat dalam larutan minyak.
Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam
perbandingan 4 : 6. Efek kontrasepsinya
terutama mencegah masuknya sperma melalui lender cerviks. Sesudah pengobatan
dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu.
Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang
atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor
akan kemungkinan hal ini.
3. Kontrasepsi Kombinasi (Depo
estrogen-progesteron )
Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat.
2.3
CARA KERJA
Secara
umum kerja dari KB suntik adalah:
·
Mencegah
ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing
hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar
follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH
(LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen
menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH).
·
Lendir serviks menjadi kental dan sedikit,
mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan -
perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Sekret dari serviks tetap
dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi
spermatozoa.
·
Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk
implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi
perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai
persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.
·
Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin
mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan
perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.
2.4
EFEKTIVITAS
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja
seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan
mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek
samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi.
Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti
diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat
strok. Tidak cocok buat wanita perokok, karena rokok dapat menyebabkan
peyumbatan pembuluh darah.
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang
tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.Tersedia suntik 1
bulan ( estrogen + progesterone ) dan 3 bulan ( depot progesteron ). Cukup
praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang
yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.
Kontrasepsi
suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan. Suntikan setiap 3 bulan ( Depoprovera ), setiap 10 minggu ( Norigest
), dan setiap bulan ( Cyclofem ).
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu
produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah
haid yang keluar. Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan
meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid
sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat
kegagalannya hanya 3 - 5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
2.5
KEUNTUNGAN
a. Sangat
efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari
dalam
penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau
faktor lupa dan sangat praktis.
b.
Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri.
d.
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak
berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak
memiliki pengaruh pada ASI, hormon progesteron dapat meningkatkan kualitas air
susu ibu ( ASI ) sehingga kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu menyusui.
Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak di temukan
adanya efek hormon pada pertumbuhan serta perkembangan bayi.
f. Sedikit
efek samping.
g. Klien
tidak perlu menyimpan obat suntik.
h. Dapat
digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
i.
Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker
endometrium.
j. Menurunkan
kejadian penyakit jinak payudara.
k.
Mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul.
l.
Menurunkan krisis anemia bulan sabit ( sickle
cell ).
2.6
EFEK SAMPING
1. Gangguan haid seperti:
•
Siklus haid yang memendek atau memanjang
•
Perdarahan yang banyak atau sedikit
•
Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting)
•
Tidak haid sama sekali atau amenorhoe
1)
Pelayanan
konseling.
· Memberikan penjelasan
kepada calon akseptor keluarga berencana suntik bahwa pada pemakaian suntik
dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut yang merupakan akibat dari hormonal
alat kontrasepsi suntik.
2)
Penanggulangan
dan pengobatan.
· Bila pasien ingin haid
dapat diberikan keluarga berencana pil hari I sampai II masing - masing tiga
tablet. Selanjutnya hari IV 1x1 selama 4-5 hari. Bila terjadi perdarahan dapat
pula diberikan preparat estrogen misalnya lynoral 2x1 sehari sampai perdarahan
berhenti. Setelah berhenti dapat dilaksanakan tapering of (1x1 tablet) selama
beberapa hari. Dosis dapat ditingkatkan bila perlu.
2. Klien sangat
bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk jadwal suntikan berikutnya)
3.
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus
menunggu sampai masa efektifnya habis (3 bulan)
4.
Permasalahan berat badan merupakan efeksamping
tersering.
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu
besar, 2,3 kilogram pada tahun pertama dan meningkat 7,5 kilogram selama enam
tahun. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya
lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang pusat
pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih
banyak daripada biasanya. Pengobatannya diet rendah kalori dianjurkan, disertai
olah raga seperti senam dan sebagainya. Bila terlalu kurus dianjurkan untuk
diet tinggi kalori, bila berhasil dianjurkan untuk mengganti cara kontrasepsi
non hormonal.
5.
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan
IMS, hepatitis B dan virus HIV
6.
Terlambatnya kembali kesuburan setelah
penghentian pemakaian bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada
organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari
deponya (tempat suntikan).
7.
Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3
tahun penggunaan dapat:
a.
Menurunkan kepadatan tulang ( densitas )
b.
Menimbulkann kekeringan pada vagina.
c.
Depresi.
1)
Gejala dan keluhan.
·
Rasa lesu, tidak bersemangat dalam kerja atau
kehidupan.
2)
Penanggulangan dan pengobatan.
·
Menjelaskan pada calon akseptor guna menghindari
perasaan bersalah dari calon akseptor.
3)
Pengobatan medis.
·
Terapi psikologis bagi yang menderita depresi.
Pemberian vitamin-vitamin seperti vitamin B 60 milligram.
d.
Keputihan.
3)
Gejala dan keluhan.
·
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar
dari liang senggama dan terasa mengganggu. Berbahaya bila berbau, panas atau
terasa gatal.
4)
Konseling.
·
Menjelaskan bahwa pada peserta KB suntik jarang
terjadi keputihan. Bila terjadi keputihan harus dicari penyebabnya dan diberikan
pengobatan.
5)
Pengobatan medis.
·
Pada kasus dimana cairan berlebihan dapat
diberikan preparat anti cholinergic seperti Extract belladonna 10 milligram 2x1
tablet, untuk mengurangi cairan tersebut.
e.
Jerawat.
1)
Gejala dan keluhan.
·
Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat
disertai infeksi atau tidak.
2)
Penanggulangan dan pengobatan.
·
Pemberian vitamin A dan E dengan dosis tinggi,
bila disertai infeksi dapat diberikan preparat Tetracycline 25 milligram 2x1
kapsul selama 1 atau 2 minggu.
f.
Perubahan libido.
1)
Gejala dan keluhan.
·
Menurunnya atau meningkatnya libido akseptor,
hal ini bersifat subjektif dan sulit dinilai.
2)
Konseling.
·
Menjelaskan kepada pasien kemungkinan hal ini,
dan sifatnya yang subjektif.
g.
Pusing dan sakit kepala.
1)
Gejala dan keluhan.
·
Rasa berputar atau sakit pada kepala yang dapat
terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau pada seluruh bagian kepala. Biasanya
bersifat sementara.
2)
Penanggulangan medis.
·
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi
keluhan, misalnya: acetosal 500 milligram 3x1 table/hari atau paracetamol 500
milligram.
h.
Hematoma.
1)
Gejala dan keluhan.
·
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan
akibat perdarahan bawah kulit.
2)
Penanggulangan.
·
Menjelaskan kepada calon akseptor kemungkinan
terjadi hal ini.
3)
Pengobatan medis.
·
Kompres dingin pada daerah yang membiru selama
dua hari, setelah itu dirubah kompres panas hingga warna biru kekuningan
hilang.
2.7 INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien
menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai
cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok
untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari
atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian
estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause,
atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi
suntik.
Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :
1.
Usia reproduksi (20-30 tahun).
2.
Nulipara dan yang telah memiliki anak.
3.
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas
yang tinggi.
4.
Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6
bulan.
5.
Pasca persalian dan tidak menyusui.
6.
Perokok.
7.
Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan
masalahgangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
8.
Menggunakan obat epilepsi ( fenitoin dan
barbiturat ) atau obat tuberculosis
(
rifampisin )
9.
Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.
10. Sering
lupa menggunakan pil kontrasepsi.
11. Anemia
defisiensi besi.
12. Mendekati
usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi.
2.8
KONTRA INDIKASI
1.
Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada
janin 7 per 100.000 kelahiran)
2.
Ibu menginginkan haid teratur
3.
Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
4.
Ibu yang menderita sakit kuning (liver),
kelainan jantung, varises, hipertensi.
5.
Kanker payudara atau organ reproduksi.
6.
Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu
yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi.
7.
Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan
kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
8.
Perdarahan saluram genital yang tidak
terdiagnosis.
9.
Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
10. Efek
samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang bukan
disebabkan oleh estrogen.
11. Adanya
penyakit kanker hati.
12. Depresi
berat. (Everent,2007)
2.9 WAKTU MULAI PENGGUNAAN :
Waktu
Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Adapun waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan
progestin adalah sebagai berikut:
1)
Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
2)
Pada ibu
yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
3)
Ibu yang
menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara
benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.
Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
4)
Bila ibu
sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan
jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan
diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya.
5)
Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal
dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu
tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya
datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
6)
Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi
hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid.
Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
7)
Bila
suntikan pertama diberikan setelah haid ke 7 siklus haid, tidak boleh melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain
selama masa waktu 7 hari.
8)
Bila Ibu tersebut pasca persalinan 6 bulan,
menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat
dipastikan tidak hamil
9)
Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui,
serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid
hari 1 dan 7.
10) Bila
pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan
kombinasi.
11) Pasca
keguguran suntikan suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7
hari.
2.10
CARA
PENGGUNAAN
a.
Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan
dengan cara disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntik
diberikan terlalu dankal, penyerapan kontrasepsi suntikn akan lambat dan tidak
bekerja segera dan efaktif. Suntikan diberikan setiap 90 hari pemberian
kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8
minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
b.
Bersihkan
kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil atau
isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kulit
kering baru disuntik.
c.
Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya
gelembung-gelembung udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat
endapan putih pada dasar vial, upayakan menghilangkannya dengan cara
menghangatkannya.
2.11
PERINGATAN
BAGI AKSEPTOR
a.
Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya
kemungkinan kehamilan.
b.
Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan
gejala kehamilan ektopik tergantung.
c.
Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
d.
Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang
yang berat/kaburnya penglihatan.
e.
Peredarahan berat yang 2x lebih panjang dari
masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam waktu 1 periode masa haid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar