TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Meningokel dan Ansefalokel
2.1.1
Pengertian Meningokel
Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan
bawaan spina bifida. Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra
yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit.
Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang
(vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal
menutup atau gagal terbentuk secara utuh (Wafi Nur, 2010).
Meningokel terbentuk saat meninges berherniasi melalui
defek pada lengkung vertebra posterior. Medulla spinalis biasanya normal dan
menerima posisi normal pada medulla spinalis, meskipun mungkin terlambat, ada
siringomielia, atau diastematomielia. Massa linea mediana yang berfluktuasi
yang dapat bertransiluminasi terjadi sepanjang kolumna vertebralis, biasanya
berada dipunggung bawah. Sebagian meningokel tertutup dengan baik dengan kulit
dan tidak mengancam penderita (Behrman dkk, 2000).
Meningokel adalah satu dari tiga jenis kelainan bawaan
spina bifida. Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang
tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang
(vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal
menutup atau gagal terbentuk secara utuh.Meningokel merupakan kelainan
kongenital SSP yang paling sering terjadi. Biasanya terletak di garis tengah.
Meningokel biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal sebelah
atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda
spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf). Tidak terdapat gangguan
sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi normal sesudah operasi. (IKA-FKUI.
Hal-1136).
Meningokel adalah penonjolan dari pembungkus medulla
spinalis melalui spina bifida dan terlihat sebagai benjolan pada permukaan.
Pembengkakan kistis ini ditutupi oleh kulit yang sangat tipis. (Prinsip Keperawatan Pediatric, Rosa M. sachrin.
Hal-283).
2.1.2 Pengertian
Ensefalokel
Ensefalokel adalah suatu
kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonolan meningens (selaput
otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang
tengkorak. Ensefalokel disebabkan oleh
kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin.
2.2
Penyebab
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya
kerusakan pada korda spinalis dan akar sarf yang terkena. Beberapa anak
memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya mengalami
kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar sarf
yang terkena.
Terdapat tiga jenis spina bifida, yaitu :
1. Spina bifida okulta, merupakan spina bifida yang
paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal,
tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol.
2.
Meningokel,
yaitu meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai
suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
3.
Mielokel,
merupakan jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol
dan kulit di atasnya tampak kasar dan merah.
Gejala dari spina bifida umumnya berupa penonjolan
seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir, jika
disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya, kelumpuahn/kelemahan pada
pinggul, tungkai atau kaki, penurunan sensasi, inkontinensia uri (besar) maupun
inkontinensia tinja, korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi
(meningitis). Gejala pada spina bifida okulta, adalah seberkas rambut pada
daerah sakral (panggul bagian belakang), lekukan pada daerah sakrum.
Biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah
torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap
dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf). Operasi akan
mengoreksi kelainan, sehingga tidak terjadi gangguan sensorik dan motorik dan
bayi akan menjadi normal
Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa
hidrosefalus, kelumpuahn keempat anggota gerak (kuadriplegia spastik), gangguan
perkembangan, mikrosefalus, gangguan penglihatan, keterbelakangan mental dan
pertumbuhan, ataksia, serta kejang. Beberapa anak memiliki kecerdasan yang
normal. Ensefalokel seringkali disertai denga kelainan kraniofasial atau
kelainan otak lainnya.
2.3
Etiologi Meningokel dan Anensefalus
Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya,
infeksi, faktor usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil, mutasi
genetik, serta pola makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan
kekurangan asam folat. Langkah selanjutnya, sebelun hamil, ibu sangat
disarankan mengonsumsi asam folat dalam jumlah cukup.
Encefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung
saraf selama perkembangan janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini
disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang cranium saat dalam uterus seperti
kurangnya asupan asam folat selama kehamilan, adanya infeksi pada saat
kehamilan terutama infeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi), obat –
obatan yang mengandung bahan yang terotegenik.
Ensefalokel disebabkan oleh defek tulang kepala,
biasanya terjadi dibagian occipitalis, kadang – kadang juga dibagian nasal,
frontal, atau parietal.
penyebab terjadinya meningokel dan ensephalokel adalah
karena adanya defek pada penutupan spina bifida yang berhubungan dengan
pertumbuhan yang tidak normal dari korda spinalis atau penutupnya, biasanya
terletak di garis tengah..
Penonjolan dari korda spinalis dan meningens
menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi
penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf
tersebut atau dibagian bawahnya.
Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina
bifida. Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau
sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir. Kelainan
bawaan lainnya yang juga ditemukan pada penderita spina bifida: hidrosefalus,
siringomielia, serta dislokasi pinggul.
2.4 Penanganan
Anencephaly bisa terdeteksi melalui pemeriksaan menggunakan
alat ultrasonografi atau USG pada usia kehamilan sekitar 12 minggu.
Dulu pernah dianjurkan deteksi dengan cara melakukan triple blood test pada
usia kehamilan 15 minggu. Dengan teknologi yang jauh lebih baik, sekarang anencephaly dapat
dideteksi dengan cukup akurat melalui pemeriksaan USG sejak usia kehamilan dini
saat kehamilan 18 minggu.
Bila seandainya tidak
terdeteksi dini, salah satu ciri khas dari kehamilan dengan bayianencephaly adalah
terjadi post maturitas atau persalinan lewat waktu.
Misalnya, belum ada tanda-tanda persalinan padahal usia kandungan sudah
42 minggu. Penyebabnya adalah, karena tidak adanya refleks dari otak bayi
untuk memicu terjadinya proses persalinan. Selain itu, perlu juga
dicurigai hasil pemeriksaan fisik yang menyebutkan adanya kelainan
letak pada bayi, misalnya sungsang atau melintang.
2.4.2 Lahir Normal
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh dokter untuk
membantu bayi anencephaly. Sehingga, jika kasus ini ditemukan pada
kehamilan, calon ibu akan disarankan untuk menghentikan kehamilannya -
terminasi atau pengguguran kandungan, dengan alasan medis.
Pertimbangan lainnya dari dokter untuk segera
mengeluarkan bayi anencephaly tanpa menunggu usianya lebih besar, adalah:
· Agar proses pengeluaran bayi lebih mudah, karena bila
bayi sudah besar, tidak adanya tempurung kepala bayi untuk membuka jalan lahir,
atau karena posisi yang misalnya sungsang, berisiko membuat bayi
tersangkut di jalan lahir.
· Akan ada risiko tambahan bagi ibu pada proses
persalinan bayi anencephaly, yaitu terjadinya robekan-robekan
pada jalan lahir karena tulang rahang bayi yang tajam. Tidak jarang proses
persalinan bayi anencephaly bersifat traumatik bagi ibu.
· Sekitar 25% wanita yang mengandung bayi anencephaly,
terancam mengalamipolyhydramnios atau kelebihan air ketuban yang
menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi sang ibu.
2.5 Diagnosis
Diagnosis spina bifida, termasuk meningokel ditegakkan
berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada trimester pertama, wanita
hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut triple screen. Tes ini merupakan
tes penyaringan untuk spina bifida, sindrom down, dan kelainan bawaan lainnya.
Sebanyak 85% wanita yang mengandung bayi dengan spina
bifida, akan memiliki kadar serum alfa petoprotein yang tinggi. Tes ini
memiliki angka positif yang palsu tinggi, karena itu jika hasilnya positif,
perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis. Dilakukan USG
yang biasanyadapat menemukan adanya spina bifida. Kadang-kadang dilakukan
amniosentesis (analisa cairan ketuban).
Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan rontgen
tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kalainan, pemeriksaan USG
tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pada korda spinalis maupun
vertebra, serta pemeriksaan CT-scan atau MRI tulang belakang kadang-kadang
dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya kelainan.
2.6 Pengobatan
Tujuan dari pengobatan awal spina bifida, termasuk
meningokel, adalah mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifina, meminimalkan
komplikasi (misalnya infeksi), serta membantu keluarga dalam menghadapi
kelainan ini. Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan
untuk mengobati hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan
bentuk fisik yang sering menyertai spina bifida.
Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap
terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot. Untuk mengobati atau mencegah
meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya, diberikan antibiotik.
Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan penekanan
lembutdiatas kandung kemih. Pada kasus yang berat kadang harus dilakukan
pemasangan kateter. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa
membantu memperbaiki fungsi saluran pencernaan.
Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal (otot dan
kerangka tubuh) perlu campur tangan dari ortopedi (bedah tulang) maupun terapi
fisik. Kelainan saraf lainnya diobati sesuai dengan jenis dan luasnya gangguan fungsi
yang terjadi. Kadang-kadang pembedahan shunting untuk memperbaiki hidrosefalus
akan menyebabkan berkurangnya mielomeningokel secara spontan.
2.7 Pencegahan
Risiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan
mengkonsumsi asam folat. Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus
dikoreksi sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat
dini.
Kepada wanita yang berencana untuk hamil dianjurkan
untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada
wanita hamil adalah 1 mg/hari.
2.8 Penatalaksanaan
1.
Sebelum
dioperasi, bayi dimasukkan ke dalam inkubator dengan kondisi tanpa baju.
2.
Bayi
dalam posisi telungkup atau tidur jika kantongnya besar untuk mencegah infeksi.
3.
Cegah
infeksi perlukaan ensefalokel waktu lahir, menutup luka dengna kasa steril
setelah lahir.
4.
Persiapan
operasi dilakukan sedini mungkin untuk mencegah infeksi otak yang sangat
berbahaya.
5.
Pasca
operasi perhatikan luka agar : tidak basah, ditarik atau digaruk bayi,
perhatikan mungkin terjadi hidrosefalus, ukur lingkar kepala, pemberian
antibiotik (kolaborasi
6.
Berkolaborasi
dengan dokter anak, ahli bedah, ahli ortopedi, dan ahli urologi, terutama untuk
tindakan pembedahan, dengan sebelumnya melakukan informed consent dan informed
choice pada keluarga.
Lakukan pengamatan dengan cermat terhadap adanya
tanda-tanda hidrosefalus (dengan mengukur lingkar kepala setiap hari) setelah
dilakukan pembedahan atau juga kemungkinan terjadinya meningitis (lemah, tidak
mau minum, mudah terangsang , kejang, dan ubun-ubun besar menonjol). Selain
itu, perhatikan pula banyak tidaknya gerakan tungkai dan kaki, clbbed feet,
retensi urine, dan kerusakan kulit akibat iritasi urine dan feses.
Walau demikian, cukup
banyak orangtua dalam kasus anencephaly di Indonesia, tetap memilih untuk
memertahankan kehamilan sampai cukup bulankarena ingin anaknya tetap
mendapatkan kasih sayang, apapun yang terjadi.
Persalinan bayi
anencephaly umumnya dilakukan per vaginam. Tindakan operasi hanya berlaku
bila ada indikasi gawat pada ibu. Berhubung bayi tidak memiliki tempurung
kepala, maka leher rahim diupayakan untuk bisa membuka dengan tekanan air
ketuban.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Meningokel
dan ensefalokel merupakan kelainan bawaan di mana terjadi pemburutan selaput
otak dan isi kepala keluar melalui lubang pada tengkorak atau tulang belakang.
Gejala dari spina bifida umumnya berupa penonjolan seperti kantung di punggung
tengah sampai bawah pada bayi baru lahir, jika disinari, kantung tersebut tidak
tembus cahaya, kelumpuahn/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki, penurunan
sensasi, inkontinensia uri (besar) maupun inkontinensia tinja, korda spinalis
yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis). Ada beberapa dugaan penyebab
penyakit itu diantaranya, infeksi, faktor usia ibu yang terlalu muda atau tua
ketika hamil, mutasi genetik, serta pola makan yang tidak tepat sehingga
mengakibatkan kekurangan asam folat.Penatalaksanaan dilakukan dengan kolaborasi dokter
atau rujukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Nanny
Lia Dewi,Vivian. 2010.Asuhan neonatus Bayi Dan Balita.Salemba Medika: Jakarta
Ai
Yeyeh Rukiyah,S.Si.T.2011. Asuhan Kebidanan IV . Trans Info Media : Jakarta
Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
.2006. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Tridana Printer :
Jakarta
MedikaPrawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.
www.google.com http://novimpihalimi.blog.com/2011/04/20/meningokel-dan-ensefalokel/ Rabu, 28 Maret 2012
www.google.com http://novimpihalimi.blog.com/2011/04/20/meningokel-dan-ensefalokel/ Rabu, 28 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar